Yang Belum Berakhir
Di sana kita bertemu, tanpa kata bahkan tanpa tatapan
Tapi lambat laun kamu mulai terlihat, entah apakah aku juga mulai terlihat olehmu sebagai timbal baliknya.
Aku sempat merasa kehilangan hingga air mata membasahi pelupuk mata ketika kamu agaknya mulai memberi terlalu banyak pada semua orang
Mendadak pertanyaan muncul memenuhi pikiranku: Aku ini siapa?
Kamu tidak menjawab,
Sebaliknya pasir mendesir di antara angin berdebu yang perlahan membutakan
Kamu menulikan telinga, tak peduli
Sementara aku berusaha membutakan mata, tidak melihat, membiarkan kamu bersenang-senang dengan masa depan yang jelas terlihat indah membentang sambil berharap kapan kiranya kamu menoleh ke masa lalu walaupun untuk sebentar dan memandangku?
Kamu kembali ketika aku bersusah payah bangkit sendirian
Kemana saja?
Sedikit demi sedikit kamu menyokong kakiku untuk berdiri lagi
Tidak dengan memberi segalanya tapi memberi apa yang kubutuhkan
Meski kamu tidak selalu ada ketika duniaku membutuhkanmu
Aku tahu kamu tidak akan selamanya seperti ini,
Masih banyak bintang di langit yang akan menarik perhatianmu dan mengambilmu
Maka kunikmati semua karena sesaat lagi aku tahu kamu akan pergi
Mungkin tidak kembali,
Mungkin angkasa akan memberimu lebih,
Atau setidaknya akan ada satu bintang yang menerangi setiap langkah yang kamu ambil
Genggaman tangan ini kulepaskan dan dengan begitu kamu bisa bebas,
Bebas terbang dan memilih tempat untuk hinggap
Tidak perlu menghiraukan masa lalu, masa depanmu sudah menunggu
Dan aku akan tetap disini meski bagaimanapun
Karena suatu saat nanti kamu harus kembali untuk memaafkanku yang mungkin pernah mencintaimu tanpa syarat,
Tanpa memahami kondisi rumit yang mencerca
Hidup ini milikmu sekarang, nikmatilah..
Regards,
Neneng
Post a Comment