Who Says Life Is Not Just About Love?

Sejauh-jauhnya aku jalan kesana kemari, cari angin, cari debu, cari masalah, belajar sampe kemana aja, pada akhirnya yang aku kangenin pertama adalah empat orang yang selalu ada di sepanjang perjalanan hidupku #tsaaaaahhhhh :D
Portrait Keluarga Bahagia - Lebaran 2012 :D
Papah yang asli Jawa Barat, menurut cerita ketemu Mamah yang asli Madiun di Surabaya ketika Papah udah kerja dan Mamah kuliah di Akademi Sekretaris (bener ga sih?) eenniiiweeeiii, singkat cerita mereka menikah Mei 1986 dan awal Februari tahun berikutnya, kakak perempuan pertamaku lahir! (backsound: YEEEEEYYYYYY!!)
Kakak perempuanku ini namanya Bunga, tapi ini nama asli ya bukan nama samaran ._. dan dia adalah salah satu orang dengan otak paling cemerlang yang pernah aku kenal! sayangnya kecemerlangan otak agaknya berbanding terbalik dengan tinggi badan karena sampe saat ini, tinggi badannya tidak juga mencapai angka 150 cm (sorry mbak :*)
Akhir Februari dua tahun setelahnya, kakak keduaku lahir. Dengan jiwa Jawa Barat yang luar biasa kental, Papah ngasih nama dia, Daden, dengan iringan nama tengah dan belakang yang selalu dipuji sebagai nama yang bagus oleh orang banyak (well done, Dad!)
Agak terlampau lama dari hari itu, akhir Oktober 3 tahun setelahnya baru deh aku lahir. Not cute, not bright, not shine, but I am me :)

so, where do I should start?

Papah lahir pada era akhir 50-an, menurut cerita besar di Garut, Jawa Barat dengan keluarga besar dan Sunda yang kental (dan dicurigai memiliki sedikit keturunan Arab dari sisi nenek). Waktu Papah sekolah dasar dulu, beliau hanya membawa satu alat tulis yang bernama Saba' dan tidak banyak mencatat. Anehnya, Papah dan teman-temannya malah mudah mengingat pelajaran-pelajaran yang ada padahal tanpa secarik kertas pengingat sekalipun. Entah bagaimana, Papah melanjutkan sekolah menengah di Jakarta, SMA 14 Jakarta, dan kemudian melanjutkan mendaftar kuliah di Universitas Indonesia lalu entah bagaimana di drop out! Beliau kemudian banting setir ke Politeknik Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Mesin.
Sempat kerja di Banten cukup lama sampai kedua kakakku numpang lahir disana, kemudian Papah ngeboyong kami sekeluarga ke Surabaya karena pindah kerja di kota pahlawan tersebut dan dilanjut dengan lahirnya aku di salah satu Rumah Sakit di daerah Surabaya Selatan.
Papah punya watak yang keras berkat kakekku yang seorang angkatan bersenjata dan seorang ayah yang baik meskipun tidak terlalu banyak ekspresi yang keluar awalnya, tapi Papah bisa membawa keluarga ke arah yang benar :)

Sedangkan Mamah, lahir awal era 60-an di tengah keluarga besar juga dengan ayah seorang guru. Mamah suka sekali ngobrol, ngomong, cerita, dan itu sepertinya menurun ke kakak laki-lakiku. Apa saja diceritakan ke siapapun yang ditemuinya dan juga beliau sangat supel. Hampir semua temanku, dan teman-teman kakak-kakakku kenal sama Mamah. Beliau sayangnya tidak pernah menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Akademi Sekretaris karena bertepatan dengan ketika mengandung dan melahirkan kakak pertamaku.

Kakak perempuanku, Bunga, seperti yang kubilang tadi adalah salah satu dari pemilik otak paling cemerlang yang pernah aku kenal. Perjalanan pendidikannya muluuuussss banget tanpa halangan dari mulai SD hingga perguruan tinggi. Meskipun pernah harus sempat pindah dari SD Negeri di daerah Surabaya Selatan ke SDN di daerah rumah tempat kami tinggal sekarang, Sidoarjo, sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada prestasi akademiknya. Ia tetap cemerlang dan memukau (-_-)
Setelah itu ia masuk ke SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo yang lokasinya tidak terlalu jauh dari SD nya, tapi cukup lumayan jauh dari rumah. Lulus dari SMP, ia mendaftarkan diri ke SMA favorit di Surabaya. FYI, murid-murid dari Sidoarjo seringkali dihindari jika mereka ingin masuk atau melanjutkan sekolah ke Surabaya, entah kenapa. Dan no wonder, ia masuk dengan tepat ke SMAN 5 Surabaya dengan peringkat yang lumayan baik, dan setelah ia bersekolah 3 tahun disana kemudian saatnya pendaftaran kuliah, kakakku tidak perlu repot-repot mengikuti tes nasional masuk perguruan tinggi negeri karena ia sudah diterima lewat jalur prestasi di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Silakan berdecak kagum sekarang..
Masuknya kakakku ke jurusan Teknik Mesin tahun 2005 itu sangat sangat sangaaatttt membuat satu keluarga heboh karena kakakku adalah perempuan dan sejatinya sama sekali gak cocok dengan jurusan Teknik Mesin. Kakakku sendiri sempat ragu tapi setelah dijalani, ternyata ia sangat nyaman dan bersemangat.
Saat ini ia sudah bekerja di Garuda Indonesia Maintenance Facility di Tangerang sejak tengah tahun 2010 setelah lulus kuliah pada September 2009 (tepat 4 tahun).

Daden, kakakku yang kedua, menempuh pendidikan SD dan SMP di tempat yang sama dengan mbak Bunga. Hanya saja penjegalan terhadap murid dari Sidoarjo semakin parah semakin tahunnya dan salah satu korbannya adalah mas Daden. Gagal masuk di SMA Negeri di Surabaya, mas Daden mendaftar di SMA swasta cukup ternama namun terhalang biaya yang sangat tinggi. Untungnya, ada pilihan alternatif lain yaitu SMA 17 Agustus 1945 atau disingkat SMATAG. Sesal sempat mampir ke Mamah dan Papah sesaat karena penurunan agak lumayan jauh dari mbak Bunga ke mas Daden, tapi karena mas Daden adalah anak yang sangat sangat sangat penurut dan ga neko-neko, mereka cukup santai menghadapinya.
Setelah lulus dari SMA, mas Daden mendaftar untuk ikut tes perguruan tinggi negeri dan secara mengejutkan diterima di Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Another Teknik Mesin. I can't imagine how happy my father was :)
Sekarang ia sudah bekerja di anak perusahaan Honda di Jakarta Pusat, kalau aku tidak salah, sebagai Data Analis dan mematahkan pendapat banyak orang bahwa lulusan jurusan Pendidikan harus menjadi guru :)

Keadaan saat ini, hanya ada aku dan Mamah di rumah kami di daerah Taman, Sidoarjo. Seperti yang tadi sudah kuceritakan, kedua kakakku sudah bekerja di Tangerang dan Jakarta, sedangkan Papah sekarang sudah pensiun namun masih diberi kepercayaan untuk memimpin suatu proyek PLN di Kota Baru, Kalimantan. Aku sendiri banyak menghabiskan waktu di kampus ITS Sukolilo dibandingkan berada di rumah bersama Mamah di Sidoarjo.
Banyak tradisi-tradisi yang kemudian hilang namun akan selalu aku rindukan. Seperti misalnya, mbak Bunga yang selalu minta diantar kemanapun ia pergi karena tidak terlalu berani menyetir sepeda motor sendiri, atau sekedar makan bersama tiap malam di meja ruang tamu sembari nonton tivi atau melempar jokes ringan.

I really miss my whole family.

Di saat aku sedang berada dalam fase pencarian jati diri seperti saat ini, aku justru tidak bisa melihat mereka di dekatku sebagai semangat atau juga motivasi.
Bagaimana banyak pilihan-pilihan dalam hidupku yang secara tidak langsung ditentukan juga dengan ada atau tidaknya mereka di depan mataku, bagaimana tingkah laku ku sedikit banyak merupakan dampak dari ketidak adaannya mereka di sekitarku. Lingkungan memisahkan tidak hanya fisik tapi juga jiwa.


Yang bilang hidup ini tidak melulu soal cinta, pasti gak pernah punya keluarga yang dia sayang dan juga menyayanginya. Love's not just about girl to boy or boy to a girl, tapi juga cinta kepada semua orang, sayang yang kita punya dan ada di sekitar kita, untuk keluarga, teman, bahkan orang yang baru kita kenal.


so, how's your story?





regards,
neneng

Post a Comment

Hey, It's Me! :)

My photo
I'm a girl, I'm a riot, I'm a dreamer. nice to meet you :)

Search

Instagram

Them :)

Categories

story (26) hobby (18) love (16) hobi (15) me (15) renungan (14) you (14) privasi (10) us (9) him (7) secret (7) indonesia (6) oneshot (6) cerpen indonesia (5) kumpulan cerpen (5) picture (5) poem (5) cerita pendek (4) download (3) biodiversitas (2) gossip girl (2) photography (2) sepi (2) Portugal (1) college (1) fauna (1) future (1) jurnal (1) review (1) scylla (1) subtitle (1) year (1)

Most Wanted :)